PKKMB Unud, Wamen Diktisaintek Prof. Fauzan: Kembangkan Cara Berpikir Positif, Hindari Kekerasan
Jimbaran - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Diktisaintek) Prof. Dr. Fauzan, M.Pd menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Udayana yang berlangsung di Gedung Auditorium Widya Sabha Kampus Jimbaran, Selasa (12/8/2025). PKKMB dihadiri sebanyak 6500 mahasiswa.
Moderator I Gusti Agung Ayu Dike Widhiyaastuti, SH.,MH (Ketua Satgas PPKS Unud) membuka sesi dengan mengatakan kekerasan merupakan salah satu dari tiga dosa besar yang sering terjadi di perguruan tinggi. Kekerasan di perguruan tinggi dapat menimbulkan dampak penurunan kualitas perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan yang seharusnya melahirkan generasi muda yang kuat dan berdaya, terutamanya dalam menghadapi era generasi emas 2045. Kemendikbudristek yang sekarang dikenal sebagai Kemdiktisaintek telah menerbitkan Permendikbudristek Nomor 55 Tahun 2024 tentang PPKPT sebagai peraturan payung bagi seluruh perguruan tinggi di Indonesia dalam memaksimalkan upaya pencegahan dan penanganan kekerasan dilingkungan perguruan tinggi. Pada PPKMB tahun ini Universitas Udayana mendapatkan kesempatan mendengarkan langsung kampanye tentang pencegahan dan penanganan kekerasan di perguruan tinggi dari Wamen Diktisaintek.
Prof. Fauzan dalam paparannya menyampaikan bahwa mahasiswa sebagai strata tertinggi diatas siswa memiliki konsekuensi logis yakni adanya perubahan cara berpikir, perubahan mental, perubahan-perubahan yang sifatnya konstruktif dalam rangka untuk memenuhi istilah mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa memiliki tanggung jawab segudang nilai, norma dan etika yang harus dipikul. Wamen mengajak merenungi sebuah tayangan video evolusi ulat menjadi kepompong dan kupu-kupu, yang memiliki makna perjuangan dalam mengubah fisik dan diri menjadi lebih fungsional dan lebih banyak memberikan manfaat. Mahasiswa ibarat kepompong yang akan menghasilkan kupu-kupu yang menunjukkan keindahan, dan untuk mahasiswa keindahan itu adalah bagaimana nantinya dapat menunjukkan karakter yang bagus, perilaku yang tidak melanggar norma dan etika. Ini adalah suatu proses yang dilalui dalam mengikuti perkuliahan. Analogi dari ulat, kepompong hingga menjadi kupu-kupu harus menjadi suatu keyakinan bagi kita bahwa siapa yang berjuang keras, memiliki ketangguhan, dia akan sukses duluan.
"Oleh karena itu tantangan kita sebenarnya adalah bagaimana menyingkirkan mental, perasaan yang tidak mendukung kesuksesan," ujar Prof. Fauzan.
Produk-produk yang harus dihindarkan dari diri kita adalah kekerasan seksual, kekerasan verbal, kekerasan fisik, semua itu harus dihindari dan benar-benar menjadi mahasiswa harapan bangsa. Indonesia membutuhkan SDM yang memiliki integritas, yang kapasitasnya diatas rata-rata.
Melalui kesempatan tersebut Wamen Prof. Fauzan mengajak peserta untuk mengembangkan cara berpikir positif dimana cirinya adalah ketika dia melihat sesuatu menggunakan paradigma positif begitu sebaliknya orang yang berpikir negatif melihat sesuatu menggunakan paradigma negatif. Orang yang baik adalah orang yang senantiasa menghadirkan cara berpikir positif bukan cara berpikir negatif, ini kuncinya. Ketika ada sosialisasi terkait kekerasan baik verbal maupun fisik ini penting untuk kita jadikan pelajaran, bukan untuk dijalankan tetapi dihindari dan pihaknya berharap tidak ada kekerasan tersebut. Yang paling penting bagaimana cara kita melindungi diri dari kekerasan dan menjadi orang yang baik. Komitmen yang kuat menjalankan kehidupan dengan berpegang teguh pada nilai budaya, nilai agama yang kita yakini tentu sebenarnya sudah melindungi diri. Ketika terjadi kekerasan dapat disampaikan kepada Tim dimana disetiap universitas sudah ada Tim PPKPT.
Wamen berpesan kepada mahasiswa baru agar menghindari perilaku yang destruktif yang akan merugikan diri sendiri yang salah satu bentuknya adalah kekerasan baik kekerasan seksual, fisik maupun verbal. Harapannya generasi ini adalah gen unggul yang akan memimpin bangsa Indonesia kedepan.